Jumat, 10 Januari 2014

filsafat fisika dan fisika kelasik

Dahulu fisika disebut sebagai filsafat alam. Sekarangpun, masih banyak orang, bahkan dalam kalangan filsafat sendiri, memandang bahwa filsafat alam atau filsafat fisika merupakan cabang filsafat yang kuno dan tidak pantas lagi dipelajari. Mungkin karena mereka melihat bahwa fisika telah begitu maju dengan berbagai teknologi yang ia lahirkan sehingga menganggap tidak ada lagi ruang bagi filsafat untuk berspekulasi disana. Dalam bagian ini, kita bukan hanya akan menunjukkan kalau anggapan itu salah, namun juga menawarkan sejumlah masalah filsafat fisika yang dapat kita jelajahi dan relevan dengan masa sekarang ini.
Fisika terbagi menjadi beberapa cabang, dengan membagi-bagi fisika ke dalam berbagai bidang minor, para ilmuan menyederhanakan kajian fisika. Walaupun semua sadar kalau cabang-cabang tersebut saling berhubungan namun kita bisa berfilsafat misalnya mengapa harus fisika dibagi-bagi (ada pembagian fisika)? Apakah pembagian ini menjamin suatu saat ia dapat digabungkan kembali?
Selain teori, fisikawan juga mengandalkan model untuk menjelaskan alam semesta. Model adalah gambaran atau tiruan dunia nyata. Sebagai tiruan, model tidak pernah menyerupai dunia nyata sesungguhnya tetapi hanya mendekati. Sebagai contoh, tata surya kita di sekolah dimodelkan dengan heliosentris, dimana bumi mengelilingi matahari dalam orbit lonjong sempurna. Model ini hanya mendekati kenyataan. Pada kenyataannya, alam semesta bersifat dinamis. Semua bergerak sehingga posisi yang ada selalu relatif. Selalu ada pergeseran pada orbit. Malahan model heliosentris dapat ditandingkan dengan model geosentris. Banyak yang percaya kalau model geosentris adalah model yang salah. Jika kita pikirkan lagi, model geosentris atau matahari mengelilingi bumi juga merupakan model yang masuk akal dan mendekati kenyataan. Secara empiris, jelas kita melihat bumi dikelilingi matahari. Ada matahari terbit ada matahari tenggelam. Orbit matahari dalam mengelilingi bumi dalam model geosentris, juga sama menyimpangnya dengan orbit bumi mengelilingi matahari dalam model heliosentris. Model geosentris disebut juga model Tychonian sementara model heliosentris disebut juga model Kopernikan. Jika kita pertanyakan lagi, kenapa model heliosentris harus lebih benar dari model geosentris, kita telah mulai berfilsafat fisika.
            Berdasarkan ilustrasi contoh diatas, dapat dibedakan antara filsafat fisika dengan fisika klasik itu sendiri. Ketika kita berusaha menanyakan hal-hal yang berkenaan dengan ilmu fisika maka kita telah mulai berfilsafat fisika. Dalam filsafat fisika dikenal aliran filsafat determinisme dan non determinisme yang memiliki perbedaan pandangan tentang hubungan sebab akibat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar