1.1. Metode Ekspositori
Mungkin kita sering mendengar,
membaca atau diberitahu teman tentang ekspository learning, dan banyak juga
orang yang tidak mengetahui hal itu. Ekspository Learning adalah suatu
pendekatan pengajaran yang dilatar belakangi dari anggapan terhadap siswa bahwa
mereka msih kosong dengan ilmu. Hal ini sangat cocok diterapkan pada materi
ketauhidan. Dalam hal ini guru berfungsi sebagai desainer dan sebagai aktor. Dalam
sistem ini jua guru menyajikan materi ajar dalam bentuk yang telah dipersiapkn
secara rapi, sistematis dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan
mencernakannya saja secara tertib dan teratur.
Metode ekspositori adalah metode
pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu
definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh
latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan
penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat.
Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada
tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung.
Pembelajaran dengan Metode
Ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen
(dalam Wina Sanjaya) menamakan metode ekspositori dengan istilah strategi
pembelajaran langsung (Direct Instruction). Karena dalam hal ini siswa tidak
dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi.
Oleh karena metode ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka
sering juga dinamakan istilah metode “chalk and talk”.
Metode ekspositori adalah metode
pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu
definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh-contoh
latihan pemecahan masalah dalam bentuk ceramah, demonstrasi, tanya jawab dan
penugasan. Siswa mengikuti pola yang ditetapkan oleh guru secara cermat.
Penggunaan metode ekspositori merupakan metode pembelajaran mengarah kepada
tersampaikannya isi pelajaran kepada siswa secara langsung.
Penggunaan metode ini siswa tidak
perlu mencari dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena
telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru aktif
memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci tentang
materi pembelajaran. Metode ekspositori sering dianalogikan dengan metode
ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan informasi.
Pendapat David
P. Ausebul dalam Pentatito Gunowibowo (1998:6.7) menyebutkan bahwa metode
ekspositori merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien dalam
menanamkan belajar bermakna. Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (1999:172)
mengatakan metode ekspositori adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai kepada siswa. Peranan guru yang penting adalah 1) menyusun program
pembelajaran, 2) memberi informasi yang benar, 3) pemberi fasilitas yang baik,
4) pembimbing siswa dalam perolehan informasi yang benar, dan 5) penilai
prolehan informasi. Sedangkan peranan siswa adalah 1) pencari informasi yang
benar, 2) pemakai media dan sumber yang benar, 3) menyelesaikan tugas dengan
penilaian guru.
Wina Sanjaya (2008:179) menyatakan
bahwa: “Metode ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada guru (teacher centered approach)”. Dikatakan demikian,
sebab guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui metode ini guru
menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran
yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama metode ini
adalah kemampuan akademik siswa (academic
achievement student).
achievement student).
Pendapat David P. Ausebul dalam
Pentatito Gunowibowo (1998:6.7) menyebutkan bahwa metode ekspositori merupakan
cara mengajar yang paling efektif dan efisien dalam menanamkan belajar
bermakna. Selanjutnya Dimyati dan Mudjiono (1999:172) mengatakan metode ekspositori
adalah memindahkan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa.
Peranan guru yang penting adalah 1) menyusun program pembelajaran, 2) memberi
informasi yang benar, 3) pemberi fasilitas yang baik, 4) pembimbing siswa dalam
perolehan informasi yang benar, dan 5) penilai prolehan informasi. Sedangkan
peranan siswa adalah 1) pencari informasi yang benar, 2) pemakai media dan
sumber yang benar, 3) menyelesaikan tugas dengan penilaian guru.
Terdapat beberapa
karakteristik Metode Ekspositori.
Pertama, dilakukan dengan cara penyampaian materi pelajaran secara verbal.
Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang
sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu. Ketiga, tujuan
utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya
setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan
benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Pada Pelaksanaannya metode
ekspositori memiliki prosedur-prosedur pelaksanaan, secara garis besar
digambarkan oleh Wina Sanjaya (2008) sebagai berikut :
1. Persiapan (Preparation)
Tahap persiapan berkaitan dengan
mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam metode ekspositori,
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat bergantung pada langkah persiapan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan yaitu :
1).Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.
2).Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajaran
3).Merangsang dan mengubah rasa ingin tahu siswa
4).Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang
terbuka.
2. Penyajian (Presentation)
Tahap penyajian adalah langkah
penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.Hal
yang harus diperhatikan oleh guru adalah bagaimana materi pelajaran dapat
dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini diantaranya :
Penggunaan bahasa, intonasi suara, Menjaga kontak mata dengan siswa, serta
menggunakan kemampuan guru untuk menjaga agar suasana kelas tetap hidup dan
menyenangkan.
3. Korelasi (Correlation)
Tahap korelasi adalah langkah yang
dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk
memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimiliki siswa maupun makna untuk
meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
4. Menyimpulkan (Generalization)
Menyimpulkan adalah tahapan untuk
memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Sebab melalui
langkah menyimpulkan, siswa dapat mengambil inti sari dari proses penyajian.
Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada siswa tentang kebenaran
suatu paparan. Sehingga siswa tidak merasa ragu lagi akan penjelasan guru. Menyimpulkan
bisa dilakukan dengan cara mengulang kembali inti- inti materi yang menjadi
pokok persoalan, memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang
diajarkan, dan membuat maping atau pemetaan keterkaitan antar pokok-pokok
materi.
5. Mengaplikasikan (Aplication)
5. Mengaplikasikan (Aplication)
Tahap aplikasi adalah langkah unjuk
kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan
langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori. Sebab
melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan
dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Teknik yang biasa
dilakukan pada langkah ini diantaranya, dengan membuat tugas yang relevan,
serta dengan memberikan tes materi yang telah diajarkan untuk dikerjakan oleh
siswa.
Pemilihan
strategi ekspositori dilakukan atas pertimbangan:
a. karakteristik peserta didik dengan
kemandirian belum memadai;
b. sumber referensi terbatas;
c. jumlah pesera didik dalam kelas
banyak;
d. alokasi waktu terbatas; dan
e. jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek
pengetahuan) atau bahan banyak.
1.2.
Kelebihan
dan Kekurangan Metode Ekspositori
Strategi pembelajaran
ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang berorientasi
kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan
yang sangat penting atau dominan. Dengan menggunakan strategi pembelajaran
ekspositori terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan di dalam menggunakan
strategi ini, yaitu:
1. Keunggulan / kelebihan
Berikut ini adalah beberapa kunggulan/ kelebihan dari metode ekspositori,
yaitu:
- Dengan
strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan
materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana siswa
menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
- Strategi pembelajaran ekspositori
dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa
cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
- Melalui strategi pembelajaran
ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah)
tentang suatu materi pelajaran juga sekaligus siswa bisa melihat atau
mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
- Keuntungan lain adalah strategi
pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang
besar.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam strategi pembelajaran
ekspositori ini dilakukan melalui metode ceramah, namun tidak berarti
proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Karena itu sebelum
strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan
pembelajaran secara jelas dan terukur. Hal ini sangat penting untuk dipaham,
karena tujuan yang spesifik memungkinkan untuk bisa mengontrol efektivitas
penggunaan strategi pembelajaran.
2. Kelemahan / kekurangan
Disamping memiliki keunggulan, strategi
pembelajaran ekspositori ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara
lain :
- Strategi pembelajaran ini hanya
mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar
dan menyimak secara baik, untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan
seperti itu perlu digunakan strategi yang lain.
- Strategi ini tidak mungkin dapat
melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan,
minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
- Karena strategi lebih banyak
diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa
dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan
berpikir kritis.
- Keberhasilan strategi
pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang
dimiliki guru seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat,
antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur
(berkomunikasi) dan kemampuan mengelola kelas, tanpa itu sudah pasti
proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
- Oleh karena itu, gaya komunikasi
strategi pembelajaran ekspositori lebih banyak terjadi satu arah, maka
kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa sangat terbatas pula. Di
samping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang
dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru. sumber
: aadesanjaya.blogspot.com
1.3 Inovasi Metode Ekspositori
Jika dilihat
secara sekilas, maka kita akan mengatakan bahwa metode Ekpositori adalah sama
dengan metode ceramah yang biasanya digunakan dalam pembelajaran konvensional
atau tradisional. Pada metode eksositori, peran yang dimiliki guru tidak hanya
monoton berceramah.
Seperti yang
dikatakan oleh Somantri (2001 : 45) membedakan metode ekspositori dan metode
ceramah. Dominasi guru dalam metode ekspositori banyak dikurangi. Guru tidak
terus bicara, informasi diberikan pada saat-saat atau bagian-bagian yang
diperlukan, seperti di awal pemebelajaran, menjelaskan konsep-konsep dan
prinsip baru, pada saat memberikan contoh kasus di lapangan dan sebaginya.
Metode ekspositori adalah suatu cara menyampaikan gagasan atau
ide dalam memberikan informasi dengan lisan atau tulisan.
Menurut Herman
Hudoyo(1998 : 133) metode ekspositori dapat meliputi gabungan metode
ceramah, metode drill, metode tanya jawab, metode penemuan dan metode peragaan.
Pentatito Gunawibowo (1998 : 6.7) dalam pembelajaran menggunakan metode
ekspositori, pusat kegiatan masih terletak pada
guru. Dibanding metode ceramah, dalam metode ini dominasi guru sudah banyak
berkurang. Tetapi jika dibanding dengan metode demonstrasi, metode ini masih
nampak lebih banyak.
Seperti yang kita ketahui bahwa
metode ekpositori adalah metode pembelajaran yang memindahkan pengetahuan,
keterampilan, dan nilai-nilai kepada siswa. Dimana pembelajaran ekspositori
tidak dapat kita gunakan secara menyendiri. Metode ekspositori ini harus kita
dampingkan dengan beberapa metode lain, agar proses pembelajaran berlangsung
dengan baik dan dapat mencapai tujuan belajar.
Jika Melihat
dari posisi proses pembelajaran di Indonesia lebih condong Teacher Learning
Center (TLC), maka untuk menggeser kecendrungan Teacher Learning Center menuju
Studen Learning Center (SLC) akan lebih baik jika kita menggunakan metode
ekspositori. Hal ini dikarenakan, dalam pembelajaran yang menggunakan metode ekspositori,
pusat kegiatan masih terletak pada guru. Dibanding metode ceramah, dalam metode
ini dominasi guru sudah banyak berkurang. Tetapi jika dibanding dengan metode
demonstrasi, metode ini masih nampak lebih banyak.
Dalam pelaksanaan pembelajaran yang
menggunakan metode eskpositori kita dapat melakukan inovasi atau penggabungan
metode ekspositori dengan beberapa metode yang lain. Penggabungan beberapa
metode ini bertujuan untuk mengurangi peran guru berkomunikasi langsung dengan
siswa, tapi mampu meningkatkan keaktivan siswa tersebut.
Beberapa contoh
cara yang dapat dilakukan untuk memberikan inovasi pada metode ekspositori
adalah dengan melakukan metode ekspositori di dalam model pembelajaran
kooperatif. Dimana model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
membimbing siswa untuk dapat aktiv dalam mencari pengetahuannya secara mandiri.
Pengajaran metode ekspositori akan
terasa lebih baik jika dipadukan dengan menggunakan metode: pemecahan masalah,
inkuiri, dan metode belajar yang dapat menumbuhkan berfikir kreatif dan kritis;
mengajarkan materi yang berguna bagi menghadapi kehidupan, Peningkatan
kebudayaan dan ketrampilan dasar pada umumnya.
Ekspositori merupakan pembelajaran yang
menggunakan Komunikasi bersifat satu arah. Untuk melengkapi komunikasi yang
satu arah ini, maka sering dilengkapi dengan alat bantu audio visual,
demonstrasi, tanya jawab, diskusi singkat dan sebagainya yang bertujuan untuk
mempercepat jalur komunikasi yang hanya berlangsung satu arah ini.
Tetapi D.P. Ausubel percaya bahwa
cara ekspositori (ceramah) itu tidak sejelek seperti yang dituduhkan orang.
Malahan sebaliknya ia percaya bahwa cara ceramah itu merupakan cara mengajar
yang paling efektif dan efisien yang dapat menyebabkan siswa belajar secara
bermakna.
Dari beberapa
pendapat di atas, bahwa metode ekspositori yang digunakan dalam penelitian ini
adalah mengobinasikan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.
Pemberian tugas diberikan guru berupa soal-soal (pekerjaan rumah) yang
dikerjakan secara individual atau kelompok. Adapun hasil belajar yang
dievaluasi adalah luas dan jumlah pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang
dikuasai siswa. Pada umumnya alat evaluasi hasil belajar yang digunakan adalah
tes yang telah dibakukan atau tes buatan guru.